Selasa, 04 Maret 2014

ESSENCE INDUSTRY



Essence Industry merupakan industri hulu yang bergerak di bidang produksi flavors dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok. Fragrance merupakan bahan baku bukan  pangan yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.
Produk yang dihasilkan oleh Essence Industry berfungsi antara lain untuk : memperkuat rasa, aroma, dan bau – bauan yang ada di alam, untuk menggantikan rasa, aroma, dan bau – bauan yang sama sekali tidak dijumpai di alam.
Bahan baku utama yang digunakan dalam  proses produksi  flavor dan fragrance sebagian  besar masih diimpor dari berbagai negara seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Thailand. Keterbatasan bahan baku di dalam negeri dengan jumlah pemasok yang cukup sedikit merupakan penyebab harga jual yang cukup tinggi. Hal ini menjadi peenghambat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap flavor dan fragrance.
Sebagai industri hulu, perusahaan ini menyediakan bahan baku untuk industri yang bergerak dibidang consumer goods seperti industri pengolahan bahan – bahan makanan dan minuman, perusahaan rokok, perusahaan minyak wangi dan penghasil produk perawatan diri dan perawatan rumah tangga.Pemasaran dan penjualan produk untuk pelanggan dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung oleh staf dari departemen pemasaran dan melalui distributor. Pelanggan yang merupakan perusahaan besar mencakup ± 80% dari total penjualan Essence Industry. Perusahaan – perusahaan ini ditangani secara langsung oleh staf departemen pemasaran dalam pembelian dan pemberian informasi mengenai produk yang ditawarkan, sedangkan pelanggan berupa perusahaan kecil yang mencakup ± 20% dari total penjualan ditangani oleh para distributor yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Pesaing – pesaing utama Essence Industry datang dari perusahaan penanaman modal asing sejenis yang juga beroperasi secara global. Kondisi persaingan saat ini cukup berimbang tetapi Essence Industry saat ini berada pada posisi sebagai market leader di Indonesia. Posisi sebagai market leader terancam apabila undang – undang anti monopoli diberlakukan.


KEPEGAWAIAN
·         Jumlah tenaga kerja
Tenaga kerja bekerja di Essence Industry berjumlah 70 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Jabatan
Jumlah
General Manager Manufacturing (GMM)
1
Bagian Personalia
3
Bagian accounting
3
Supervisor Produksi
1
Bagian Produksi
32
Sales dan Sopir
13
Satpam
3
Pembelian
2
QC RM dan QC Product
2
RnD
2
General Affair Departement
3


General Manager Manufacturing (GMM)
Memimpin perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kelangsungan hidup perusahaan . Dalam menjalankan tugasnya GMM dibantu oleh empat divisi.

Personalia Departement
Departement personlia bertanggung jawab atas ketenagakerjaan mulai dari rekruitment karyawan, penggajian, kenaikan jabatan (promosi), penilaian prestasi kerja, penghargaan karyawan secara langsung maupun tidak langsung, pengadaan keamanan (securty) perusahaan



Accounting Departememt
Bertanggung jawab terhadap masalah keuangan, adapun untuk mengaudit keuangan perusahaan dilakukan oleh tim audit dari kuar perusahaan

Supervisor Produksi
Supervisor produksi yaitu sebagai kepala bagian seluruh bagian , tugasnya yaitu :Cek produksi falvors and fragrance pada setiap bagian,Membuat sampel-sampel produk baru, Bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan pembuatan produk yang dihasilkan, Mengawasi produksi yang digemari , Menentukan produk baru yang diminta market.


Bagian Produksi
Pada bagian ini semua karyawan bertanggung jawab pada seluruh kegiatan prokduksi pada masing – masing bagian , dan melaksanakan kegiatan produksi mulai dari pencampuran atau blend raw materials hingga menjadi produk akhir.

Salesman
Mempunyai tugas sebagai berikut:Membuat order barang yang akan dibawa hari itu dan menyerahkan ke bagian Quality Qontrol.Merekap Nota Penjualan tiap outlet (Penjualan dan Retur)Memepersiapkan rute yang akan ditempuh beserta nota dan perlengkapan lain.Cek jumlah roti yang akan disiapkan, termasuk kualitas dan label harga.Minta order dari toko yang bersangkutan.Menyiapkan tagihan setelah dipotong retur.Mengambil barang dari mobil dan diserahkan kepada toko.Membuat nota sesuai pesanan dan meminta pembayaran (bila kontan) atau tanda terima bila non cash.Melakukan kerjasama promosi dengan outlet untuk memacu penjualan dan kerugian retur.Tanggung jawab:Tercapainya target penjualan dan Merchandising sesuai data omset per item produk.Jumlah uang setoran sesuai dengan setiap outlet.Citra yang baik setiap produk.Memahami atau mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan pesaing, lakukan suatu tindakan atau konvirmasikan dengan atasan bila perlu dan mendesak.
Sopir
Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:Membersihkan mobil luar atau dalam.Cek mesin, radiator, accu, roda, dll. Dan memastikan juga kondisi baik dan siap pakai.Menyiapkan surat-surat atau catatan-catatan atau bon-bon yang diperlukan dalam penjualan.Mempelajari rute yang akan ditempuh supaya cepat dan efisien.Service rutin dan ganti oli sesuai jatah km-nya.Membuat laporan secepatnya bila ada kerusakan atau gangguan pada mobil.Membantu salesman menurunkan dan membawa barang dari mobil ke toko.Perawatan mobil dan perlengkapan lainnya (dongkrak, dll) dan mampu mengatasi gangguan ringan.Ketersediaan bahan baku yang cukup.Nota pembelian BBM yang benar.


General Affair Departement
Adalah bagian umum yang bertanggung jawab atas :
1) Penyediaan saranan pakaian dan alat keselamatan kerja seperti sabuk pengaman ( safety belt ), topi (heln met ), baju ( uniform ), sepatu anti setrum.
2) Menyediakan dan memelihara fasilitas kantin, Mushola, poliklinik,
dan apotik
3) Menentukan rumah sakit, dokter, apotik yang ditunjuk untuk pelayanan karyawan dan keluarganya.
4) Penyedian alat-alat tenaga kerja
5) Pengawasan kesehatan karyawan
6) Penyediaan air minum
7) Penyediaan sarana transportasi anatr jemput karyawan
8) Serta fungsi sebagai humas misalnya masalah eksternal perusahaan menangani jamsostek, menentukan Rumah Sakit yang dituju.


·         Cara rekrutment tenaga kerja
Dalam penerimaan karyawan dengan sistem terbuka aitu dengan membuat pengumuman dimedia masa khususnya Harian Kedaulatan Rakyat tentang lowongan pekerjaan dengan sistem seleksi tes tertulis dan wawancara. Apabila calon karyawan lulus tes tertulis dan wawancara, diwajibkan menjalani training selama 3-6 bulan. Bila kondisi kerja baik dan memenuhi syarat, maka karyawan tersebut akan langsung diangkat menjadi karyawan tetap.





Penanganan Quality Qontrol di PT.Essence Industry

Ada bebrapa pengujian di bagian mikrobiologi contohnya TPC, Yeast, E.Coli, Swab test, dll. Praktek yang kami lakukan di bagian mikrobiologi dari melakukan pengambilan contoh secara aseptik dan selalu dihindari kemungkinan adanya kemungkinan kontaminasi. Menggunakan botol contoh dan peralatan pengambilan contoh dan peralatan pengambilan contoh dari beberapa tempat, yaitu ditanki pengadukan atau homogenisasi, pada saat pengisian drum dan dari beberapa drum yang telah terisi. Sampai melakukan perhitungan koloni yang terdapat pada masing-masing produk yang diujikan. Menghasilkan suatu produk yang aman untuk dikonsumsi adalah suatu kewajiban. Hal ini tidak saja guna memenuhi peraturan kesehatan dan tuntutan konsumen, tetapi juga merupakan komitmen dari semua perusahaan yang ada. Pengertian produk aman salah satunya aman dari pencemaran mikroba. Mengingat produk yang steril merupakan hal yang hampir tidak mungkin, tetapi adanya pencemaran mikroba harus tetap dibawah tingkat maksimum yang diperbolehkan untuk tujuan tertentu.

               Tes dasar adanya pencemaran mikroba umumnya terdiri dari tiga kategori yaitu TPC (Total Plate Count), E. Coli/Coliform (indikasi pencemaran dari buangan domestik/fisik), dan Yeast & Mould (Khamir & Kapang)
        Biasanya pengujian yang sering dilakukan adalah TPC, Yeast. E.Coli. Pengujian-pengujian ini dilakukan rutin setiap harinya. Hanya beberapa produk yang dilakukan pengujian yang lainya tergantung perusahaan lain yang akan mengorder produk tersebut. Biasanya pengujian yang lain adalah Salmonella.
   Salmonella adalah bakteri berbentuk batang dengan diameter 0,7 – 1,5 µm, termasuk dalam bakteri Gram – Negatif. Tidak menghasilkan spora, utamanya bersifat motile serta memiliki flagella di seluruh permukaan selnya (petrichious). Salmonella adalah salah satu bakteri yang sering kali menyebabkan penyakit yang cukup serius apabila mancemari makanan maupun minuman yang di konsumsi manusia.
   Oleh karena itu pengujian terhadap bakteri Salmonella sangat penting. Hal ini, selain untuk memenuhi kriteria yang dipersyaratkan peraturan – peraturan keamanan pangan baik nasional maupun internasional, juga menghindari terjadinya kontaminasi makanan atau minuman oleh bakteri Salmonella, sehingga tersebarnya penyakit serius akibat Salmonella bisa dihindari sedini mungkin.
   Selain itu juga ada pengujian Allergent. Tes terhadap Allergen ( Gliadin ), terutama diperuntukkan untuk bahan mentah (Raw Material) maupun produk jadi (Finish Good) atau peralatan yang digunakan untuk produksi yang kemungkinan dapat terkontaminasi zat-zat yang bersifat Allergenic dari bahan-bahan atau produk yang berasal dari cereallia, sea food, egg, fish, dan lin-lain.



                    Contoh pengujian Total Plate Count
Pengukuran pencemaran mikroba diperuntukkan untuk semua produk dan bahan baku yang mungkin dapat digunakan oleh mikroba sebagai media pertumbuhan yang baik.
Peralatan yang digunakan adalah peralatan  umum  mikrobiologi contoh cawan petri, pipettor + tip 1 mL, botol pengencer 10 mL, Erlenmeyer, tabung reaksi, spreader.
a.          peralatan sterilisasi : autoclave (sterilisasi basah), dan oven (sterilisasi kering)
b.         Inkubator, pemanas air (water bath), pembakar Bunsen, neraca analitis, dispenser pipet, dan bleder.
c.          Mikroskop, dan Colony Counter
d.         Laminar air flow
        Lakukan pengambilan sampel secara aseptic dan selalu hindari kemungkinan adanya kontaminasi. Gunakan botol contoh dan peralatan pengambilan contoh yang baru saja disterilisasi.
        Untuk produk-produk yang sensitif mikroba misalnya emulsi, lakukan pengambilan contoh dari beberapa tempat, yaitu di tanki pengadukan atau homogenisasi, pada saat pengisian drum dan dari beberapa drum yang telah terisi.
        Tutup rapat botol contoh yang telah terisi dan segera simpan dalam refrigerator.

TPC (Total Plate Count)
a.          Persiapan Larutan Pengenceran
-             Cairan Diluent (larutan pengencer-larutan garam fisiologis) – Larutan Ringer OXOID BR 52 (US-DHSS)
Larutan 1 tablet ke dalam 500 mL air suling. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.

b.         Pengenceran
-                           Contoh Cairan
Masukkan larutan ringer ke dalam botol atau Erlenmeyer steril, pipet 10 mL contoh dan tambahkan 90 mL larutan ringer (pengenceran 10-1). Aduk sampai benar-benar rata, biarkan selama 30 menit. Lakukan pengenceran secara berturut-turut untuk mendapatkan faktor pengenceran 10-2, 10-3.
-                           Contoh Padatan/Tepung
Timbang 10 g contoh ke dalam Erlenmeyer steril, dan tambahkan 90 mL larutan ringer (pengenceran 10-1). Aduk sampai benar-benar rata, biarkan selama 30 menit. Lakukan pengenceran secara berturut-turut untuk mendapatkan faktor pengenceran 10-2, 10-3.

c.          Media Pertumbuhan dan Pembuatan
-             OXOID CM463 – Standar Plate Count Agar (Apha / American Public Healt Assosiation)
-            Timbang 23.5 g media tersebut dan tambah air sebanyak 1 liter. Kemudian didihkan sampai larut sempurna dan disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Masukkan ke dalam water bath.

d.         Inokulasi (pemupukan)
-             Penanaman ini dilakukan di dalam laminar air flow
-             Pertama siapkan sampel yang sudah ditimbang.
-             Siapkan larutan pengenceran (ringer).
-            Ukur sebanyak 90 mL larutan ringer dan masukkan pada erlenmeyer sampel              (pengenceran 10-1).
-             Aduk hingga tercampur secara sempurna
-                          Siapkan petridis dan ambil 1 mL larutan sampel (pengenceran 10-1) tadi dengan pipetor dan masukkan ke pertridis .
-                          Lalu larutan sampel (pengenceran 10-1) diambil 1 mL lagi dan masukkan ke dalam botol 10 mL yang sudah diisi dengan larutan ringer juga (pengenceran 10-2)
-                           Ambil 1 ml dari pengenceran 10-2 lalu masukkan ke dalam petridis.
-                          Setelah itu ambil 1 mL  lagi dari botol pengenceran 10-2 dan masukkan kedalam botol 10 mL yang lain (pengenceran 10-3)
-                           Ambil 1 mL dari botol pengenceran 10-3 dan masukkan ke dalam petridis
-                           Lakukanlah secara duplo .
-                           Kemudian lakukanlah plating dengan cara menuangkan media ke dalam petridis ± 10 ml
-                           Diamkan pada suhu kamar sampai media tersebut memadat.
-                           Inkubasi selama ± 48-72 jam(2-3 hari) pada suhu 32-35°C.

e.          Perhitungan koloni
Koloni di TPC diindikasikan dengan lingkaran putih tebal.Adanya titik-titik putih menyerupai awan harus di curigai sebagai TPC terutama untuk produk emulsi. Hitung banyak koloni yang ada menggunakan mikroskop atau penghitung koloni.


Pengolahan Limbah di Essence Industry
Essence Industry memiliki sebuah department yang menangani limbah tang ada di perusahaan tersebut yaitu WWTP (Waste Water Treatment Plan) atau IPLC (Instalasi Pengolahan Limbah Cair). Biasanya department tersebut menangani limbah cair.
Department ini mengolah limbah cair dengan menggunakan teori Mikrobiologi yaitu Aerob dan Anaerob.
Perbedaan utama dari pengolahan secara aerob dan anaerob terletak pada kondisi lingkungannya. Pada pengolahan secara aerob, kehadiran oksigen mutlak diperlukan untuk metabolisme bakteri, sementara pada kondisi anaerob sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara pengolahan secara aerob dan anaerob menurut Eckenfelder, et.al (1988) :
Temperatur
Temperatur mempengaruhi proses aerob maupun anaerob. Pada proses anaerob, diperlukan temperatur yang lebih tinggi untuk mencapai laju reaksi yang diperlukan. Pada proses anaerob, penambahan temperatur dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas dari gas methane yang merupakan by-product proses anaerob itu sendiri.
pH dan Alkalinitas
Proses aerob bekerja paling efektif pada kisaran pH 6,5 – 8,5. Pada reaktor aerob yang dikenal dengan istilah completely mixed activated sludge (CMAS), terjadi proses netralisasi asam dan basa sehingga biasanya tidak diperlukan tambahan bahan kimia selama BOD kurang dari 25 mg/L.
Sementara itu proses anaerob yang memanfaatkan bakteri methanogen lebih sensitif pada pH dan bekerja optimum pada kisaran pH 6,5 – 7,5. Sekurang-kurangnya, pH harus dijaga pada nilai 6,2 dan jika konsentrasi sulfat cukup tinggi maka kisaran pH sebaiknya berada pada pH 7 – 8 untuk menghindari keracunan H2S. Alkalinitas bikarbonat sebaiknya tersedia pada kisaran 2500 hingga 5000 mg/L untuk mengatasi peningkatan asam-asam volatil dengan menjaga penurunan pH sekecil mungkin. Biasanya dilakukan penambahan bikarbonat ke dalam reaktor untuk mengontrol pH dan alkalinitas.

Semua limbah cair dari :
a. Fragrances Plant
b. Powder Plant
c. Flavor Plant
d. PBP Plant
e. Laundry & Domestic

1.         Semua buangan limbah tersebut di tampung di dalam Oil Separator Tank
Oil Separator Tank ini memiliki kapasitas 22,7 m3
2.         Setelah dari Oil Separator Tank maka limbah cair tersebut di transver ke dalam pit tank sebelum ditransver ke dalam Main Collection Tank di hitung berapa yang masuk ke dalam Main Collection Tank menggunkakan Flow Meter.
3.         Lalu di pompa menggunakan pompa atas menuju Aerator Tank 1 setiap harinya biasanya 48 m3 . Pengaturan transver dari Main Collection menuju Aerator terserah karyawan WWTP. Pada tahapan ini di lakukan airasi (udara) supaya bakteri aerob tidak mati.
4.         Kemudian di endapkan pada Sedimen Tank 1. Tahapan ini bertujuan agar lumpur yang ada dapat terpisah dengan air yang ada. Bak pengendap harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain:
a.         Bahan bangunan harus kuat terhadap tekanan atau gaya berat yang mungkin timbul dan harus tahan terhadap asam serta harus kedap air.
b.         Jumlah ruangan disarankan minimal 2 (dua) buah.
c.          Waktu tinggal (residence time) 1s/d 3 hari.
d.         Bentuk Tangki empat persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebar 2 s/d 3 : 1.
e.          Lebar Bak minimal 0,75 meter dan panjang bak minimal 1,5 meter.
f.          Kedalaman air efektif 1-2 meter, tinggi ruang bebas air 0,2-0,4 meter dan tinggi ruang
g.         Untuk penyimpanan lumpur 1/3 dari kedalaman air efektif (laju produksi lumpur sekitar 0,03 – 0,04 M3/orang /tahun ).
h.         Dasar bak dapat dibuat horizontal atau dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengurasan lumpur.
i.           Pengurasan lumpur minimal dilakukan setiap 2 – 3 tahun.

5.         Dari Sedimen Tank 1 akan di alirkan ke Aerator Tank 2 dengan metoge gravity. Di Areator Tank
6.          2 juga di lakukan airasi (udara) sama seperti di Aerator Tank 1 agar bakteri yang ada tidak mati.
7.         Jika sudah maka hasil dari Aerator Tank 2 di transver menuju Sedimen Tank 2. Di sini juga bertujuan untuk mengendapkan lumpur yang ada.
8.         Kemudian di alirkan menuju ke Flocullant Tank. Di Flocullant Tank di tambahkan zat kimia yaitu AlSO4
9.         Setelah di endapkan di Sedimen Tank 2 lalu di alirkan ke Post Sedimen Tank secara gravity maka lumpur yang masih terbawa air akan mengendap dengan sendirinya. Kemudian akan masuk ke Final Tank dan limbah selesai di olah.
Hasil limbah yang sudah di olah dari Final Tank biasanya hanya di gunakan untuk menyiram tanaman yang ada di perusahaan.

Limbah yang di olah pun harus di lakukan pengujian contoh nya pengujian COD (Chemical Oxigen Demand), pH, TDS, dll.
dan juga dilakukan pengecekan oleh pemerintah setempat BPLDH selama 3 bulan sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar